Pengolahan Alginat
Rumput laut merupakan tumbuhan laut yang hidup di dasar perairan (fitobentos) , berukuran besar (makroalga) dan tergolong dalam divisi Thallophyta. Secara botanis, rumput laut tidak termasuk golongan rumput-rumputan (Graminae). Rumput laut atau dikenal juga sebagai alga makro laut adalah biota laut yang tergolong tanaman berderajat rendah karena tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Sesungguhnya penampakan tersebut merupakan bentuk thalus saja, sehingga tumbuhan ini dinamakan Thallophyta (Yunizal, 2004).
Secara taksonomi rumput laut digolongkan menjadi empat kelas yaitu alga hijau (Chlorophyceae), alga hijau biru (Myxophyceae), alga merah (Rhodophyceae), dan alga coklat (Phaeophyceae). Dari empat kelas alga tersebut, hanya tiga kelas yang merupakan golongan alga atau rumput laut ekonomis, yaitu alga hijau (Chlorophyceae), alga coklat (Phaeophyceae) dan alga merah (Rhodophyceae). Alga hijau dan alga hijau biru banyak yang hidup di air tawar, sedangkan alga merah dan coklat banyak di temukan di laut (Yunizal, 1999).
Sargassum sp adalah jenis rumput laut penghasil alginat yang cukup tinggi. Jenis alga coklat sebagai sumber bahan baku alginat berbeda-beda disetiap negara produsen misalnya di Amerika Serikat alginat diekstraksi dari Macrocystis pyrifera yang tumbuh di pantai barat kepulauan Amerika Utara, yaitu dari Meksiko sampai California. Di Kanada, Alginat diekstraksi dari Ascophylumnodosum yang tumbuh disepanjang pantai bagian selatan Nova Scotia. Beberapa negara produsen alginat di Eropa seperti Inggris, Norwegia dan Prancis menggunakan Ascophylum nodosum, Laminaria hyperborea dan Laminaria digitata sebagai bahan baku alginat, sedangkan negara di Asia yang juga merupakan produsen alginat yang signifikan yaitu Jepang dan Korea, menggunakan Eclonia cava dan beberapa jenis lainnya (Kirk and Othmer, 1994).
Alginat adalah polisakarida alam yang umumnya terdapat pada dinding sel dari semua spesies alga coklat (phaeophyceae). Asam alginat ditemukan, diekstraksi pertama sekali dan dipatenkan oleh seorang ahli kimia dari Inggris Stanford tahun 1880 dengan mengekstraksi Laminaria stenophylla. Kelarutan alginat dan kemampuannya mengikat air bergantung pada jumlah ion karboksilat, berat molekul dan pH.
Alginat memiliki sifat-sifat utama :
- Kemampuan untuk larut dalam air serta meningkatkan viskositas larutan .
- Kemampuan untuk membentuk gel.
- Kemampuan membentuk film (natrium atau kalsium alginat) dan serat (kalsium alginat) (Wandrey, 2005)
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat larutan alginat adalah suhu, konsentrasi, dan ukuran polimer. Faktor kimia yang berpengaruh adalah sequestran (pengikat logam) serta garam monovalen dan kation polivalen (Cottrel, 1980).
Alginat memiliki berbagai manfaat seperti :
- Industri tekstil yaitu sekitar 50% (alginat digunakan sebagai pengental pada textile printing. Dengan penambahan alginat maka kekentalan bahan pewarna akan lebih baik sehingga menghasilkan kualitas textile printing yang lebih baik seperti warna yang tajam dan bentuk gambar atau garis yang lebih halus (Subaryono, 2010)).
- Industri pangan 30% (alginat digunakan sebagai pengental, pembentuk gel, stabilizer, pembentuk bodi, bahan pengemulsi dan pensuspensi . Sebagai pengental dan pengemulsi, alginat digunakan dalam pembuatan susu kental manis serta topping untuk es krim. Dalam produk es krim, alginat digunakan sebagai stabilizer menggantikan pati dan karaginan. Selain mencegah es krim agar tidak mudah meleleh, natrium alginat juga tidak membentuk kristal es dan membuat produk menjadi lebih lembut dan enak. Alginat juga dapat diaplikasikan untuk minuman campuran seperti es loli, es jus buah, dan sebagainya. Jika alginat ditambahkan pada produk keju, produk tersebut tidak akan lengket dengan pembungkusnya (Velez et al., 2003)).
- Industri kertas 6%, welding rods 5%, farmasi 5%, dan lainnya 4% (McHugh, 2008). Pada .
- Natrium alginat dapat menjaga produk tetap baik selama proses penyimpanan dan distribusi pemasaran. Alginat juga digunakan dalam produk jeli untuk pencuci mulut. Jeli dibuat dari campuran alginat-kalsium dan sering disebut sebagai jeli instan karena pembuatannya yang mudah dan sederhana yaitu hanya dengan mencampurkan serbuk jeli dengan air atau susu tanpa pemanasan ( Draget et al., 2005).
- Selain itu alginat digunakan dalam menstabilkan emulsi seperti pada minuman emulsi (Paraskevopoulou et al., 2005). Alginat juga banyak digunakan sebagai bahan pada proses imobilisasi enzimatau sel serta pembent ukan bahan biocompatible (Yabur et al., 2007).
Unit Proses Pengolahan Alginat terdiri dari :
Boiler, Tabung Ekstraksi, Filter Press, Separator, Tanki Perendaman, TankiPencampuran, Tanki Pembentukan, Dewatering, Hidolik Pres, Penghancur, Mixer, Pelleter, Drying, Hammer Mill dan Packing. Unit Mesin dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kapasitas, desain, lahan dan faktor pendukung lainnya.
Perencanaan terdiri dari : Feasibility study, analisis finansial, Kapasitas Pengolahan, Detail Enginering Design (DED), Analisis Kesetimbangan Massa Proses Pengolahan, dan Faktor pendukung lainnya.
PAKET MESIN PENGOLAHAN ALGINAT SKALA KECIL
UJI COBA PENGOLAHAN ALGINAT
HASIL ALGINAT BASAH DAN KERING
DESAIN PABRIK ALGINAT KAPASITAS 100 KG/JAM
Keterangan :
- Sistem Otomatis terkontrol
- Kebutuhan lahan 1 Ha
- material proses stainless steel SUS 304 dan 316
- Konstruksi bangunan WF
- Input Bahan kontinu
KAPASITAS PENGOLAHAN DAPAT DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN
PRODUK TERKAIT :
Tidak ada Produk di Keranjang Belanja!